Selasa, 12 Agustus 2008

Misteri Diri


Dari awal kehidupan (segala sesuatu) di dunia ini sampai akhir ajal menjemput (kematian atau kerusakan) adalah misteri yang sangat besar, yang belum bisa manusia mengungkapkannya secara teknologi modern sampai saat ini akan kebenaran yang sesungguhnya, dibalik kehidupan apalagi kematian. Dari mana, mau Kemana sebenarnya diri ini dan apa artinya hidup adalah sungguh merupakan tanda tanya besar bagi orang yang merenung (tafakur). Hal pertanyaan besar itulah yang menyebabkan Para Pemikir, Perenung menemukan kehidupan sejatinya seperti Nabi Ibrahim, Sokrates Dan Para Orang Suci Yang Lainnya Yang berkesimpulan bahwa inti dari segala sesuatu itu adalah DIRI SENDIRI...yang dimaksudkan adalah Diri manusia yang merupakan makhluk satu-satunya yang mempunyai akal, salah satu sarana untuk menemukan kehidupan sejatinya.

Simaklah hidup ini, dari Bayi, Remaja, Dewasa, dan usia Tua yang akhirnya kematian menjemput. Dan herannya kesadaran itu pada saat kita masih BALITA sangatlah berbeda pada waktu kita usia di atas BALITA apalagi setelah dewasa atau usia lanjut sangat amat berbeda dalam pola berpikir. Perbedaan ini sangatlah mencolok seperti kita kembali ke usia BALITA...LUCU dan sungguh Misteri, Lucunya Hidup itu seperti permainan dari NOL ke NOL, Misterinya kenapa mesti harus kembali ke NOL atau kembali seperti layaknya seorang anak kecil/BALITA.

Memang dalam semua kitab Suci mengatakan Bahwa Yang berjiwa pasti akan mengalami Kematian tapi apakah sampai disitu saja kita akan menelan atau sangat fanatik terhadap kalimat-kalimat suci, kita takut dalam memberikan pemahaman selanjutnya terhadap kalimat suci ini, dikarenakan mungkin akan berdosa atau mungkin juga kita berpikir bahwa kita bukanlah ahlinya. Mengapa tidak berusaha untuk menjadi ahli, karena kebanyakan perjalanan seorang ahli spritual tidaklah mengenyam pendidikan yang formal, pada saat itu atau sampai ke jenjang pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi mereka, diperoleh dari pengalaman-pengalaman hidup diri sendiri dan mempelajari lingkungan hidup sekitarnya, sekaligus direnungkan oleh mereka gerak-gerik dari semua sesuatu yang bergerak maupun yang tidak bergerak.
DI Dalam Merenung, mereka memakai akal dan hatinya, mencari kedalam jiwa mereka disitulah jawaban yang suci itu akan menjawab semua pertanyaan dan kebingungan pada diri dan hidup ini, serta membimbing ke arah kebenaran sejati, karena ada pertanyaan yang tidak harus mendapatkan jawaban itu sendiri, tapi paham atas pertanyaan itu dan terjawab dengan sendirinya. Bahasa yang diterima bukanlah dari bahasa biasa dan kadang bahasa ini sukar diterjemahkan dalam kata-kata, apalagi tulisan.

Sebagian orang akan mengatakan sulit untuk mencapai keadaan mendengar suara DIRI dalam diri itu, tapi sebagian lagi ada yang mengklaim bahwa dirinya sudah dapat berhubungan dengan suara batin dan sebagian kecil ada yang tidak mengumbar kata-kata tapi lebih memilih untuk diam, bahwa dirinya telah mendengar DIRI dalam diri yang selalu membimbingnya ke arah kebenaran hakiki, mana yang benar? akallah yang menentukan kebenaran sementara, sebelum akal dan hati berhubungan langsung dan menghasilkan jawaban yang terbenar untuk DIRInya sendiri...Bahwa segala hal yang diterima maupun ditolak oleh orang, hal itu belum menjadi pilihan yang terpilih dan pasti akan meengalami perubahan pilihan dilain waktu nanti.

Memilih itu juga merupakan jalan dari masing-masing orang, dan merupakan penentuan akan masa depannya, baik dunia maupun akhirat karena memilih itu berhubungan dengan pola pikir. maka dari itu sesuatu pilihan bebas bagi semua orang menentukan dirinya, selama pilihan itu tidak merugikan dan menyakiti orang lain, hal itu juga merupakan jalan spritual yang terbaik sambil belajar memahami hidup ini dan yang terpenting adalah menjaga diri dalam memaksakan kehendak kepada orang lain, salah satu penghalau jalannya untuk mendengar DIRI dalam diri.

Tanpa disengaja dalam keadaan sehari-hari sebenarnya kita selalu berhubungan dengan suara hati, suara itu terkadang membimbing kebenaran tapi ada juga yang memaksa kita untuk menyakiti orang lain, dan itu HARUS BISA kita bedakan, suara yang sangat lembut dan tidak berbahasa itulah yang sebenar-benarnya suara serta kita dapat secara natural memahami apa artinya. sebenarnya kita selalu bergaul dengan suara yang ada didalam diri tapi tidak pernah berpikir bahwa suara itu adalah suara pembimbing ghaib dalam membimbing diri ini untuk mencapai kebahagian lahir dan batin. Ada 2 suara dalam diri kita yaitu suara dari nafsu rendah dan suara dari Nafsu yang bersih((tenang)Nafsu Muthmainah)). Kalau SAYA sebut suara itu adalah suara yang berasal dari guru ghaib bukan jin, khodam atau lainnya, suara itu adalah suara salah satu anugerah dari Tuhan disamping akal. kita harus mensyukuri anugerah yang sangat besar diberikan kepada manusia, dan jangan sia-siakan hidup sebagai manusia untuk mengenal ke illahi an yang sangat amat sempurna ini.

semoga bahasan ini berguna untuk perenungan, karena pada dasarnya hidup yang hakiki adalah mencari kebahagiaan sejati khususnya dalam DIRI SENDIRI sebelum kebahagiaan itu berimbas ke orang lain.

0 komentar:

Posting Komentar

Metafisika Basudewa © 2008. Design by :Yanku Templates Sponsored by: Tutorial87 Commentcute